Kamis, 17 Mei 2012

Hasil Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Batita




KESIMPULAN DAN SARAN
(Thesis Hubungan Pemanfatan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Batita)
Oleh: Ma'rifat, SKM, MSi

Kesimpulan
1.       Prevalensi status gizi batita wasting di Provinsi Nusa Tenggara Timur 23.4%,  Sumatera Selatan 19.8% dan DI Yogyakarta 9.8% dengan rata-rata z-score status gizi batita contoh dengan  indikator BB/TB adalah -0.36 ± 2.2 SD. Prevalensi underweight berturut-turut di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan dan DI Yogyakarta yaitu 49.4% (sangat tinggi), 34.7% (tinggi) dan 19.8% (sedang). Rata-rata z-score status gizi batita dengan indikator BB/U adalah -0.88 ± 2.8 SD. Prevalensi stunting berturut-turut Provinsi Nusa Tenggara Timur 31.9% (tinggi/serius), Sumatera Selatan 15% dan DI Yogyakarta 11.3% termasuk kategori masalah stunting rendah. Rata-rata z-score status gizi indikator TB/U adalah   -0.78 ± 1.76 SD.
2.     Rata-rata skor pemanfaatan pelayanan kesehatan di Sumsel 2.8 + 2.8 SD, DI Yogyakarta 4.4 + 2.6 SD dan Nusa Tenggara Timur 3.6 + 2.6 SD dan secara keseluruhan adalah 3.6+2.9 SD, skor tertinggi 8 dan terendah 0. Dari hasil penlitian ini jenis pemanfaatan pelayanan kesehatan yang memiliki GAP tertinggi dengan standar pelayanan minimal adalah kesehatan ibu dan anak (67.7%), sedangkan terendah pada penimbangan (8.4%).
3.     Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah Lama pendidikan ibu  berkorelasi positif dengan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan p < 0.05 (r=0.058, p=0.017), penyakit infeksi yang diderita oleh batita p<0.05 (r=0.075 p=0.002), waktu dan jarak tempuh dengan nilai p<0.05 berturut-turut    (r=-0.060, p=0.014) dan        (r =-0.202, p=0.000).
4.      Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi batita indikator BB/U dengan pemanfaatan pelayanan penimbangan, penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Sementara untuk status gizi batita indikator TB/U hubungan yang signifikan hanya terjadi dengan pemanfaatan pelayanan penimbangan dan suplementasi gizi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi batita indikator BB/TB adalah jumlah anggota keluarga dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan terhadap status gizi batita indikator BB/U dan TB/U adalah lama pendidikan ibu, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan penyakit infeksi.
Saran
Perlu sosialisasi dan pengembangan program-program pelayanan kesehatan terutama pada ibu-ibu batita dengan pendidikan rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD)  untuk memantau pertumbuhan anaknya secara rutin bukan pada saat sakit saja terutama yang berumur dibawah tiga tahun. Pengembangan strategi untuk meningkatkan pemanfaatan program pelayanan kesehatan yang bertujuan memperbaiki dan mencegah masalah gizi pada balita sebagai investasi terus ditingkatkan dengan pemberian pengetahuan dan pendidikan ibu tentang pola asuh dan makanan yang bergizi  untuk balitanya.
Pemanfaatan pelayanan PMT berhubungan secara signifikan dengan status gizi batita indikator BB/TB (wasting) dan indikator BB/U (underweight) pada keluarga status ekonomi rendah (kuintil 1 dan 2). Oleh karena itu program ini perlu dilanjutkan, bisa dalam bentuk lain dengan mendistribusikan bahan pangan pokok dan sumber protein dalam rangka menjaga ketersediaan pangan tingkat rumah tangga pada keluarga yang sangat miskin terutama yang mempunyai anggota keluarga batita yang rawan gizi, sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya masalah gizi.


DAFTAR PUSTAKA


ACC/SCN, 1997, 3rd Report on The World Nutrition Situation. Geneva.

Akre, James 1994. Pemberian Makanan Untuk Bayi, Dasar-Dasar Fisiologis, Penerjemah: Sri Durjati Boedihardjo. Jakarta: Perinasia.

Allen LH, 1994. Nutritional Influences on Linear Growth: A general review. Di dalam Water JC dan Schurch, editor. Causes and mechanisms of linear Growth Redardation. Proceedings of an International Dietary Energy Consultative Group (IDECG). 216p.

Andersen, R (1995), Revisiting the Behavioral Model and Acces to Medical Care? Does it matter? Journal of Health and Social Behaviour 36 (3): 1-40

Angeles IT, Schultink WJ, Matulessi P, Gross r, Sastroamidjojo S. 1993. Decreased rate of stunting among anemic Indonesian preschool children through iron suplementation. Am J Clin Nutr 58, 339-42. [Abstract].

Anwar, Khairul. 2006. Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat [Tesis]. Program Pascasarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Atmarita & Fallah TS, 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Di dalam: Widiyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004.

Azwar A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta.

Anonim 2010a. Medicastore. Pneumonia (Radang Paru). Media Informasi Obat-Penyakit.www.medicasore.com/pneumonia/html. [2 Juni 2010].

Anonim 2010b.  Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Penyakit Campak pada Anak. Media Humas RSI SA.www.rsisultanagung.co.id/penyakit campak/html [2 Juni 2010].

Berg, 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Noer ZD, penerjemah. Jakarta. Terjemahan dari: The Nutrition Factor: Its Role in National Development.

[Bappenas] Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional 2008. Manajemen Database Bidang  Kesehatan dan Gizi Masyarakat.

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Sumatera Selatan. BPS.

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Nusa Tenggara Timur. BPS

Chessa K.L and Juan A.R, 2003, Nutritional Status of Infants and Young Children an Characteristics of Their Diets. Organization, Washington D.C. 20007 and Institute of Public Health of Mexico, Cuernavaca, Morelos, Mexico.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1998. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2003. Sistem Informasi Kesehatan Nasional Pengelolaan Data Program Pemberantasan Penyakit Diare, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

 [Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006. Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007. Profil kesehatan Indonesia. Pusat Data Kesehatan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi DI Yogyakarta Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009. Buku Saku Gizi “Kapan Masalah ini Berakhir?”. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Dewey, KG, Brown KH. 2003. Update on Technical Issues Concerning Complementary Feeding of Young Children in Developing Countries and Implications for Intervensi Programs. Food Nutr. Bull 24: 5 -28.

Dinas Kesehatan Povinsi Sumatera Selatan. Profil Sumatera Selatan 2007.

Eko, Najib & Sartono (2008). Pengembangan Model Perbaikan Gizi Masyarakat Wilayah Agropolitan menuju Sumsel sehat 2008. Laporan hasil penelitian tahap I, II dan III. Politeknik Kesehatan Sumsel.

Gobotswang K. 1998. Determinants of The Nutritional Status of Children in A Rural African Setting: The Case In Chobe District. Botswana. Food Nutr. Bull. 19(1): 42-45

Grantham-Mc Gregor SM, Fernald LC, Sethuraman K, 1999. The effects of health and nutrition on cognitive and behavioural development in children in the first three years of life. Part 2: Infection and micronutrien deficiencies: iodine, iron and zinc. Food Nutr Bull 20: 76-99.

Haas, JD, Murdoch S, Rivera J, Martorell R, 1996. Early Nutrition and later physical work capacity. Nutr Rev 54: S41-8.

Hurlock EB. 1997. Perkembangan anak. Gramedia. Jakarta

Jellife, DB (1996). Assessment of The Nutritional Status of The Community, Geneva. WHO.

Jellife, DB (1989), Community Nutritional Assessment, New York, Oxford University Press.

Johnson MM, Chin RJr, Haponik F. 1999. Nutrition, Respiratory Function and disease. Di dalam: Modern Nutrition in Health and Disease. Ed ke-9 (Shils ME, et al, eds). Baltimore: Williams & Wilkins. Hlmn 1439-1472.

King FS, Burgess A. 1995. Nutrition for Developing Countries. New York: Oxford University Press.

Khumaidi, M (1997). Gizi, Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Bogor. Program Pascasarjana IPB

Kodyat BA. 1998. Overview Masalah dan program Kesehatan dan Gizi Masyarakat di Indonesia. Makalah Disampaikan pada Training Peningkatan Kemampuan Penelitian Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Bogor. 18-30 Agustus.

Kodyat BA, Thaha A R, Minarto. 1998. Penuntasan Masalah Gizi Kurang. Di dalam : Winarno F G, editor. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. Serpong, 17-20 Februari 1998. Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 755-757.
Leslie. 1985. Women Role in Food Chain Activities and the Implication for Nutrition United Nation.
Lutter CK, Mora JO, Habiccht JP, Rasmussen KM, Robson DS, Herrera MG 1991. Age-specific responsiveness of weight and length to nutritional suplementation. Am J Clin Nutr 51:359-364 [Abstrak]
Madihah. 2002. Faktor-Faktor Predisposisi yang Berhubungan dengan Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) di Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan tahun 2002 [Skripsi] FKM UI. Depok
Madanijah S. 2003. Model Pendidikan “ GI-PSI-SEHAT” bagi Ibu serta Dampaknya Terhadap Perilaku Ibu, Lingkungan Pembelajaran, Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Usia Dini. [Disertasi]. Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Martianto, D (2003). Pemberdayaan Masyarakat dalam Menunjang Posyandu, makalah disampaikan pada acara Workshop Perbaikan Kesehatan dan Gizi Keluarga melalui Posyandu. Hotel Permata. Bandung.

Martorell R, Khan LK, Schroeder DG 1994. Reversibility of stunting: epidemiological findings in children from developing country. Euro J. Clin. Nutr. 48 (Suppl.1), S45-S57. Di dalam Causes Mechanism of Linear Growth Retardation Proceedings of an I/D/E/C/G Workshop held in London January 15-18. 1993 Waterlow CJ, Schȕrch B, editor. London: Macmillan.

Moehyi S. 2001. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Mencegah Gizi Kurang pada Berbagai Tahap Usia. Jakarta.

Muhilal, Parmaesih D, Idjradinata YR, Muherdiyantiningsih, Karyadi D,1988. Vitamin A-fortified monosodium glutamate and health, growth and survival of children: controlled field trial. Am J Clin Nutr 48: 1271-1276 [Abstrak].

Nency Y, Muhammad TA. 2005. Gizi Buruk Ancaman Generasi yang Hilang. INOVASI, Vol. 5/XVII.

Nnyepi, MS. 2007. Household Factors Are Strong Indicators Of Children’s Nutritional Status In Children With Access To Primary Health Care In The Greater Gaborone Area. Scientific Research and Essay. Vol. 2 (2), pp. 055 – 061

Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu kesehatan Masyarakat. Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Offset. Yogyakarta.

Orisinal 2003, Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Sumatera Barat [Tesis], Pascasarjana IKM UI, Depok.

Parasuraman A, Zeithalm V, Berry L. 1988. SERVQUAL: A Multiple Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailling.

Prabu BDR. 1998. Penyakit-penyakit Infeksi Umum. Widya Medika. Yogyakarta.

Rahmawati, 1996. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Menyusui Eksklusif dan Hubungan Menyusui Eksklusif dengan Status Gizi Bayi Usia 4-6 Bulan [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok.

Rivera JA, Ruel MT, Santizo MC, Lonnerdal B, Brown KH, 1998. Zinc suplementation  improves the growth of stunted rural Guatemalan infants. J Nutr 128: 556-62.

Rohde JE, 1979. Prioritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang. Essentia Medica. Yogyakarta.

Sanjur D. 1982. Social and Cultural Perspective in Nutrition. Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, New York.

Satoto. 1990. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Pengamatan Anak Umur 0 sampai 18 bulan di Kecamatan Mlongo Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Disertasi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Scmidth MK. 2002. Nutritional status and linear growth of Indonesiaa infants in West Java are determined more by prenatal environment than by postnatal factor.

Schultz, T. Paul. 1994. Studying the Impact of Household Economic and Community Variable on Child Mortality. Population and Development Review. 10 (Suppl) : 215 – 235.

Seifert KL, Hoffnung RJ. 1997. Child and Adolescent Development. Boston: Houghton Mifflin.

Setyowati, T, Lubis, A,.(2003), Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (SUSENAS 2001), Buletin Penelitian Kesehatan.

Shulman ST, Phair JP, & Sommers HM. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit infeksi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Sigman M, Mac Donald MA, Neumann C, Bwibo N. 1991 Prediction of cognitive competence in Kenyan children from toddler nutrition, family characteristiks and abilities. J Child Psychol Psychiatr: 32:307-20.

Sediaoetama. 1996. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat Jakarta.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat Ditjen Dikti. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suhardjo, 1989. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Suhardjo. 1990. Petunjuk Laboratorium Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Syarief, H (1992). Metode Statistika untuk Pangan dan Gizi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidiknn Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institit Pertanian Bogor.

Syarief, H 1997. Membangun Sumber Daya Berkualitas, Suatu Telaahan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Orasi Ilmiah Guru Besar Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian  IPB. Bogor.

Tharakan CT., Suchindra CM. 1999. Determinants Of Child Malnutrition: An Intervention Model for Botswana. Nutr. Res. 19(6): 843-860.

Trisnantoro, L, 1996. Prinsip-Prinsip Manajemen Pelayanan Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 • 25

Tuti, Pradianto 1989. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kecamatan Bogor Barat. [Tesis] Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Thaha, Ridwan M 1990. Perilaku, Sikap dan Praktek ke Posyandu oleh Ibu Balita di Kotamadya ujung Pandang. [Tesis] Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

[UNICEF] United Nations Children’s Fund .1998. The Care Initiative Assesment. Analysis and Action to Improve Care for Nutrition. New York.

Utari Brotojoyo (2006). Manajemen Pelayanan Kesehatan sebagai upaya Peningkatan Ekonomi. Skripsi Manajemen dan Ekonomi Institut Pertanian Bogor.

WHO (1978). Primary Health Care. Alma Ata 1978, WHO. Geneva.

WHO 1995. Physical Status: The Use anf Interpretation of Anthropometry. Report of a WHO Expert Committee. WHO Technical Report Series 854. Geneva: WHO.

Winarno, FG. 1990. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta. Pustaka Harapan.

Yosnelli (2008). Analisis Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemanfaatan Program Gizi di Posyandu dengan Status Gizi Baduta (6 -24 bulan) di Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman Tahun 2006 [Tesis]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar