KESIMPULAN DAN SARAN
(Thesis Hubungan Pemanfatan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Batita)
Oleh: Ma'rifat, SKM, MSi
Kesimpulan
1.
Prevalensi status
gizi batita wasting di Provinsi Nusa
Tenggara Timur 23.4%, Sumatera Selatan 19.8%
dan DI Yogyakarta 9.8% dengan rata-rata z-score
status gizi batita contoh dengan indikator
BB/TB adalah -0.36 ± 2.2 SD. Prevalensi underweight berturut-turut di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sumatera
Selatan dan DI Yogyakarta yaitu 49.4% (sangat tinggi), 34.7% (tinggi) dan 19.8%
(sedang). Rata-rata z-score status
gizi batita dengan indikator BB/U adalah -0.88 ± 2.8 SD. Prevalensi stunting
berturut-turut Provinsi Nusa Tenggara Timur 31.9% (tinggi/serius), Sumatera
Selatan 15% dan DI Yogyakarta 11.3% termasuk kategori masalah stunting rendah. Rata-rata z-score
status gizi indikator TB/U adalah -0.78
± 1.76 SD.
2.
Rata-rata
skor pemanfaatan pelayanan kesehatan di Sumsel 2.8 + 2.8 SD, DI Yogyakarta 4.4 + 2.6 SD
dan Nusa Tenggara Timur 3.6 + 2.6 SD
dan secara keseluruhan adalah 3.6+2.9
SD, skor tertinggi 8
dan terendah 0. Dari hasil
penlitian ini jenis pemanfaatan pelayanan kesehatan yang memiliki GAP tertinggi
dengan standar pelayanan minimal adalah kesehatan ibu
dan anak (67.7%),
sedangkan terendah pada penimbangan (8.4%).
3.
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah Lama
pendidikan ibu berkorelasi
positif dengan frekuensi kunjungan
ke pelayanan kesehatan p < 0.05 (r=0.058, p=0.017), penyakit infeksi yang
diderita oleh batita p<0.05 (r=0.075 p=0.002), waktu
dan jarak tempuh dengan nilai p<0.05 berturut-turut (r=-0.060, p=0.014) dan (r =-0.202, p=0.000).
4.
Terdapat hubungan
yang signifikan antara status
gizi batita indikator BB/U dengan pemanfaatan pelayanan
penimbangan, penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Sementara untuk
status gizi batita indikator TB/U hubungan yang signifikan hanya terjadi dengan
pemanfaatan pelayanan penimbangan dan suplementasi gizi. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap status gizi batita indikator BB/TB adalah jumlah anggota
keluarga dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan terhadap status
gizi batita indikator BB/U dan TB/U adalah lama pendidikan ibu, pemanfaatan
pelayanan kesehatan dan penyakit infeksi.
Saran
Perlu sosialisasi dan pengembangan
program-program pelayanan kesehatan terutama pada ibu-ibu batita dengan
pendidikan rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD) untuk memantau pertumbuhan anaknya secara
rutin bukan pada saat sakit saja terutama yang berumur dibawah tiga tahun.
Pengembangan strategi untuk meningkatkan pemanfaatan program pelayanan
kesehatan yang bertujuan memperbaiki dan mencegah masalah gizi pada balita sebagai
investasi terus
ditingkatkan dengan pemberian pengetahuan dan pendidikan ibu tentang pola asuh
dan makanan yang bergizi untuk
balitanya.
Pemanfaatan pelayanan PMT berhubungan secara signifikan dengan
status gizi batita indikator BB/TB (wasting)
dan indikator BB/U (underweight) pada
keluarga status ekonomi rendah (kuintil 1 dan 2). Oleh karena itu program ini
perlu dilanjutkan, bisa dalam bentuk lain dengan mendistribusikan bahan pangan pokok dan
sumber protein dalam rangka menjaga ketersediaan pangan tingkat rumah
tangga pada keluarga yang sangat miskin terutama yang mempunyai anggota
keluarga batita yang rawan gizi, sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan
terjadinya masalah gizi.
DAFTAR
PUSTAKA
ACC/SCN, 1997, 3rd Report on The World Nutrition Situation.
Geneva.
Akre, James 1994. Pemberian
Makanan Untuk Bayi, Dasar-Dasar Fisiologis, Penerjemah: Sri Durjati
Boedihardjo. Jakarta: Perinasia.
Allen LH, 1994. Nutritional Influences on Linear Growth:
A general review. Di dalam Water JC dan Schurch, editor. Causes and mechanisms
of linear Growth Redardation. Proceedings of an International Dietary Energy
Consultative Group (IDECG). 216p.
Andersen, R
(1995), Revisiting the Behavioral Model
and Acces to Medical Care? Does it matter? Journal of Health and Social
Behaviour 36 (3): 1-40
Angeles IT,
Schultink WJ, Matulessi P, Gross r, Sastroamidjojo S. 1993. Decreased rate of
stunting among anemic Indonesian preschool children through iron
suplementation. Am J Clin Nutr 58, 339-42. [Abstract].
Anwar, Khairul. 2006. Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa
Tenggara Barat [Tesis]. Program Pascasarjana. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Atmarita &
Fallah TS, 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Di dalam: Widiyakarya Nasional Pangan dan Gizi
VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004.
Azwar A. 1996.
Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta.
Anonim 2010a.
Medicastore. Pneumonia (Radang Paru). Media Informasi Obat-Penyakit.www.medicasore.com/pneumonia/html.
[2 Juni 2010].
Anonim
2010b. Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
Penyakit Campak pada Anak. Media Humas RSI SA.www.rsisultanagung.co.id/penyakit
campak/html [2 Juni 2010].
Berg, 1986.
Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Noer ZD, penerjemah. Jakarta.
Terjemahan dari: The Nutrition Factor: Its Role in National Development.
[Bappenas] Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional 2008.
Manajemen Database Bidang Kesehatan dan
Gizi Masyarakat.
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Sumatera Selatan. BPS.
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Nusa Tenggara Timur. BPS
Chessa K.L and Juan A.R,
2003, Nutritional Status of Infants and
Young Children an Characteristics of Their
Diets. Organization,
Washington D.C. 20007 and Institute of Public Health of Mexico, Cuernavaca,
Morelos, Mexico.
[Depkes] Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1998. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di
Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
[Depkes] Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2003. Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Pengelolaan Data Program Pemberantasan Penyakit Diare, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
[Depkes] Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2006. Pengembangan dan Penyelenggaraan
Pos Kesehatan Desa, Jakarta.
[Depkes] Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2007. Profil kesehatan Indonesia. Pusat Data Kesehatan. Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi DI Yogyakarta Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
[Depkes] Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2009. Buku Saku Gizi “Kapan Masalah ini Berakhir?”. Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Dewey, KG, Brown
KH. 2003. Update on Technical Issues
Concerning Complementary Feeding of Young Children in Developing Countries and
Implications for Intervensi Programs. Food Nutr. Bull 24: 5 -28.
Dinas Kesehatan
Povinsi Sumatera Selatan. Profil Sumatera Selatan 2007.
Eko,
Najib & Sartono (2008). Pengembangan Model Perbaikan Gizi Masyarakat
Wilayah Agropolitan menuju Sumsel sehat 2008. Laporan hasil penelitian tahap I,
II dan III. Politeknik Kesehatan Sumsel.
Gobotswang
K. 1998. Determinants of The Nutritional
Status of Children in A Rural African Setting: The Case In Chobe District.
Botswana. Food Nutr. Bull. 19(1): 42-45
Grantham-Mc
Gregor SM, Fernald LC, Sethuraman K, 1999. The effects of health and nutrition
on cognitive and behavioural development in children in the first three years
of life. Part 2: Infection and micronutrien deficiencies: iodine, iron and
zinc. Food Nutr Bull 20: 76-99.
Haas, JD, Murdoch
S, Rivera J, Martorell R, 1996. Early Nutrition and later physical work
capacity. Nutr Rev 54: S41-8.
Hurlock EB. 1997.
Perkembangan anak. Gramedia. Jakarta
Jellife, DB (1996). Assessment of The Nutritional Status of The
Community, Geneva. WHO.
Jellife, DB (1989),
Community Nutritional Assessment, New York, Oxford University Press.
Johnson MM, Chin
RJr, Haponik F. 1999. Nutrition, Respiratory Function and disease. Di dalam:
Modern Nutrition in Health and Disease. Ed ke-9 (Shils ME, et al, eds). Baltimore: Williams & Wilkins. Hlmn 1439-1472.
King FS, Burgess
A. 1995. Nutrition for Developing Countries. New York: Oxford University Press.
Khumaidi, M (1997). Gizi,
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Bogor. Program Pascasarjana IPB
Kodyat BA. 1998. Overview Masalah dan
program Kesehatan dan Gizi Masyarakat di Indonesia. Makalah Disampaikan
pada Training Peningkatan Kemampuan Penelitian Bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat. Bogor. 18-30 Agustus.
Kodyat BA, Thaha A R, Minarto. 1998.
Penuntasan Masalah Gizi Kurang. Di dalam : Winarno F G, editor. Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VI. Serpong, 17-20 Februari 1998. Jakarta. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia. 755-757.
Leslie. 1985.
Women Role in Food Chain Activities and the Implication for Nutrition United
Nation.
Lutter CK, Mora
JO, Habiccht JP, Rasmussen KM, Robson DS, Herrera MG 1991. Age-specific
responsiveness of weight and length to nutritional suplementation. Am J Clin
Nutr 51:359-364 [Abstrak]
Madihah. 2002.
Faktor-Faktor Predisposisi yang Berhubungan dengan Keluarga Mandiri Sadar Gizi
(Kadarzi) di Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan tahun
2002 [Skripsi] FKM UI. Depok
Madanijah S.
2003. Model Pendidikan “ GI-PSI-SEHAT” bagi Ibu serta Dampaknya Terhadap
Perilaku Ibu, Lingkungan Pembelajaran, Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak
Usia Dini. [Disertasi]. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Martianto, D (2003).
Pemberdayaan Masyarakat dalam Menunjang Posyandu,
makalah disampaikan pada acara Workshop Perbaikan Kesehatan dan Gizi Keluarga
melalui Posyandu. Hotel Permata. Bandung.
Martorell R, Khan
LK, Schroeder DG 1994. Reversibility of stunting: epidemiological findings in
children from developing country. Euro J. Clin. Nutr. 48 (Suppl.1), S45-S57. Di
dalam Causes Mechanism of Linear Growth Retardation Proceedings of an I/D/E/C/G
Workshop held in London January 15-18. 1993 Waterlow CJ, Schȕrch B, editor.
London: Macmillan.
Moehyi S. 2001. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Mencegah
Gizi Kurang pada Berbagai Tahap Usia.
Jakarta.
Muhilal,
Parmaesih D, Idjradinata YR, Muherdiyantiningsih, Karyadi D,1988. Vitamin
A-fortified monosodium glutamate and health, growth and survival of children:
controlled field trial. Am J Clin Nutr 48: 1271-1276 [Abstrak].
Nency Y, Muhammad
TA. 2005. Gizi Buruk Ancaman Generasi yang Hilang. INOVASI, Vol. 5/XVII.
Nnyepi, MS. 2007. Household Factors Are Strong Indicators Of
Children’s Nutritional Status In Children With Access To Primary Health Care In
The Greater Gaborone Area. Scientific Research and Essay. Vol. 2 (2),
pp. 055 – 061
Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu kesehatan Masyarakat. Prinsip-Prinsip Dasar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S.
2007. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Offset.
Yogyakarta.
Orisinal 2003,
Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Sumatera Barat
[Tesis], Pascasarjana IKM UI, Depok.
Parasuraman A,
Zeithalm V, Berry L. 1988. SERVQUAL: A Multiple Item Scale for Measuring
Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailling.
Prabu BDR. 1998.
Penyakit-penyakit Infeksi Umum. Widya Medika. Yogyakarta.
Rahmawati, 1996.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Menyusui Eksklusif dan Hubungan Menyusui
Eksklusif dengan Status Gizi Bayi Usia 4-6 Bulan [Skripsi]. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok.
Rivera JA, Ruel
MT, Santizo MC, Lonnerdal B, Brown KH, 1998. Zinc suplementation improves the growth of stunted rural
Guatemalan infants. J Nutr 128: 556-62.
Rohde JE, 1979.
Prioritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang. Essentia Medica. Yogyakarta.
Sanjur D. 1982.
Social and Cultural Perspective in Nutrition. Prentice Hall Inc. Englewood
Cliffs, New York.
Satoto. 1990.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Pengamatan Anak Umur 0 sampai 18 bulan di
Kecamatan Mlongo Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Disertasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang
Scmidth MK. 2002.
Nutritional status and linear growth of Indonesiaa infants in West Java are
determined more by prenatal environment than by postnatal factor.
Schultz, T. Paul. 1994.
Studying the Impact of Household Economic and Community Variable on Child
Mortality. Population and Development Review. 10 (Suppl) : 215 – 235.
Seifert
KL, Hoffnung RJ. 1997. Child and Adolescent Development. Boston: Houghton
Mifflin.
Setyowati,
T, Lubis, A,.(2003), Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (SUSENAS 2001), Buletin Penelitian Kesehatan.
Shulman
ST, Phair JP, & Sommers HM. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit
infeksi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Sigman M,
Mac Donald MA, Neumann C, Bwibo N. 1991 Prediction of cognitive competence in
Kenyan children from toddler nutrition, family characteristiks and abilities. J
Child Psychol Psychiatr: 32:307-20.
Sediaoetama.
1996. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat Jakarta.
Soekirman.
2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat Ditjen Dikti.
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Suhardjo, 1989.
Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor.
Suhardjo. 1990. Petunjuk Laboratorium Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Syarief, H
(1992). Metode Statistika untuk Pangan dan Gizi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidiknn Tinggi Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi, Institit Pertanian Bogor.
Syarief, H 1997.
Membangun Sumber Daya Berkualitas, Suatu Telaahan Gizi Masyarakat dan Sumber
Daya Keluarga. Orasi Ilmiah Guru Besar Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumber Daya
Keluarga Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Tharakan CT., Suchindra CM.
1999. Determinants Of Child Malnutrition:
An Intervention Model for Botswana. Nutr.
Res. 19(6): 843-860.
Trisnantoro, L, 1996. Prinsip-Prinsip Manajemen Pelayanan Kesehatan. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol.
11, No. 1 Maret 2008 • 25
Tuti, Pradianto 1989. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Ibu Balita ke Posyandu di Kecamatan Bogor Barat. [Tesis] Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Thaha, Ridwan M 1990. Perilaku, Sikap dan Praktek ke Posyandu oleh Ibu
Balita di Kotamadya ujung Pandang. [Tesis] Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Depok.
[UNICEF] United Nations Children’s Fund .1998.
The Care Initiative Assesment. Analysis and Action to Improve Care for
Nutrition. New York.
Utari
Brotojoyo (2006). Manajemen Pelayanan Kesehatan sebagai upaya Peningkatan
Ekonomi. Skripsi Manajemen dan
Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
WHO (1978). Primary Health Care. Alma Ata 1978, WHO.
Geneva.
WHO 1995.
Physical Status: The Use anf Interpretation of Anthropometry. Report of a WHO
Expert Committee. WHO Technical Report Series 854. Geneva: WHO.
Winarno, FG.
1990. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta. Pustaka Harapan.
Yosnelli (2008).
Analisis Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemanfaatan Program Gizi di
Posyandu dengan Status Gizi Baduta (6 -24 bulan) di Kecamatan Pariaman Tengah
Kota Pariaman Tahun 2006 [Tesis]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Jakarta.