Rabu, 09 September 2015



Laporan Hasil

WORKSHOP PENANGGULANGAN GIZI BURUK SECARA HOLISTIK (MENYELURUH)
KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015



  1. Narasumber dari Dinas Kesehatan : Dr. H. Tjahjo Kuntjoro, M.Kes dengan materi Strategi Perencanaan Daerah Dalam Rangka Penurunan AKI, AKB, Gizi Kurang dan Stunting (Pendek), Ma’rifat, SKM, M.Si memaparkan materi Masalah Gizi di Kabupaten Musi Rawas dan Keterpaduan Kerjasama Lintas Program Kesehatan dan Sektor Pemerintahan yang terkait dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Narasumber pusat menyajikan materi: Kebersamaan dalam Menanggulangi Masalah Gizi, Faktor Penyebab Masalah Gizi dan Beberapa Faktor yang Menyebabkan Masalah Pendek.
  2. Peserta yang hadir 82 orang peserta dari DPRD dati II komisi IV berhalangan hadir, digantikan peserta dari Kecamatan Tiang Pungpung Kepungut yang datang 2 orang.  Peserta PMD digantikan dari Dinas Kesehatan program Pemberdayaan.
  3. Pertanyaan yangtimbul dalam workshop:
-          Bagaimana menanggulangi masalah gizi yang timbul dikarenakan kemiskinan: untuk masalah kesehatan balita tersebut akan diperiksa di Puskesmas atau di RS apakah punya penyakit infeksi penyebab terjadinya gizi buruk atau tidak dan akan ditangani sesuai dengan protap. Setelah penanganan dilakukan di RS atau Puskesmas sudah mengalami peningkatan kesehatan maka balita di kembalikan ke keluarganya. Selanjutnya akan dipantau secara kontinyu oleh petugas kesehatan. Keluarga yang sangat miskin sangat memerlukan bantuan lain selain dari Dinas Kesehatan berupa bantuan modal untuk usaha peningkatan pendapatan, maka data balita tersebut ditembuskan kepada Bapak Camat dan instansi yang terkait lainnya.
-          Kasus kurang gizi pada balita di desa kebanyakan disebabkan karena kurangnya konsumsi protein hewani. Keadaan ini dapat ditanggulangi bersama antara Dinas Kesehatan, Badan Penyuluh Lapangan, Dinas Peternakan dan Perikanan, PKK, BAZIS dan Badan Ketahanan Pangan untuk melakukan pemberian usaha peternakan seperti: ternak puyuh, ayam kampong, bebek, inseminasi pada peternak sapid an lain-lain, kepada keluarga miskin.
-          Dana untuk pembangunan sumber daya manusia lebih kecil dibandingkan dengan dana untuk pembangunan fisik. Pertanyaan ini sebenarnya dijawab oleh DPR Komisi IV dikarenakan tidak hadir maka narasumber  pusat yang menjawab: untuk mengajukan dana pembangunan sumber daya manusia maka kita harus mempunyai data yang lengkap, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
-          Bagaimana meningkatkan minat ibu untuk membawa balitanya ke posyandu dan melaksanakan ASI Eksklusif? Kita kembalikan fungsi Posyandu yaitu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita bukan sebagai tempat menimbang anak. Ibu-ibu diprovokasi tentang pertumbuhan dan perkembangan balitanya dan manfaatnya untuk masa depannya.
-          Hulu dari terjadinya masalah gizi adalah faktor ekonomi, politik dan keamanan bagaimana cara mencegahnya? Dari kepolisian RI resort Musi Rawas menerangkan bahwa tugas mereka adalah:
-          memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
-          menegakan hukum, dan
-          memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Kepolisian siap mengamankan adanya kejahatan sexual dan narkoba yang akhirnya akan berdampak pada turunnya kualitas sumber daya manusia.

  1.  Semua peserta bersepakat secara bersama mencegah dan menanggulangi masalah gizi dari masing-masing program yang ada dan menjalin kerjasama untuk menangulangi kasus gizi buruk secara terpadu dan berkelanjutan dengan membuat SK Tim Gerak Cepat Penanggulangan Gizi Buruk Kabupaten Musi Rawas yang di tanda tangan.
  2. Semua Instansi, Organisasi dan Kepolisian siap mencegah terjadinya masalah gizi yang disebabkan oleh faktor-faktor non kesehatan seperti: kemiskinan, pengangguran dan keamanan lingkungan. 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar